Rabu, 14 Desember 2016


OPEN RECRUITMENT
GERAKAN UPN MENGAJAR


Sebagian masyarakat Indonesia saat ini mengidap penyakit ‘mentalitas inlander’ yang rendah diri, pasrah terhadap keadaan, dan ‘mentalitas amtenar’ yang obsesif terhadap hirarki, gila hormat dan sifat-sifat ‘asal bapak senang’. Sistem sosial tersebut terjadi akibat penjajahan yang dialami oleh bangsa ini sebelum kemerdekaan dicapai. Praktik kolonialisme tersebut didorong oleh sistem kapitalisme untuk menguasai ekonomi politik negara-negara dunia ketiga. Atmosfer kemerdekaan dirasa tak cukup untuk mengikis mentalitas yang demikian, karena pada faktanya sekarang ini sebagian besar masyarakat Indonesia masih bermental ‘inlander’ dan ‘amntenar’. Kegagalan kita dalam membangun kehidupan berbangsa dan tata kelola pemerintahan yang sesuai dengan cita-cita kemerdekaan, merupakan akibat masih berlakunya sistem ekonomi neokolonian yang menyebabkan mentalitas ‘inlander’ dan ‘amtenar’ tetap awet pada jiwa masyarakat Indonesia. Karena, pada hakikatnya, mentalitas yang demikian tidak sesuai dengan cita-cita kemerdekaan yakni ‘duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi’. Selama mentalitas ini masih menghinggap sebagian besar masyarakat Indonesia, maka bangsa ini tak bisa mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang sesuai dengan cita-cita bangsa ini. Karena perubahan membutuhkan syarat, yakni syarat objektif dan syarat subjektif.

Syarat objektif ialah kemuakan masyarakat secara umum atas kehidupan sosialnya yang menindas dan timpang, terhadap disfungsinya aparatur negara dalam mengelola kehidupan masyarakatnya. Sedangkan syarat subjektif ialah adanya kesadaran atau mentalitas manusianya untuk menuju perubahan itu sendiri. Jika kedua syarat tersebut tak berjalan berkelindan, tak dapat dipenuhi secara bersamaan, maka perubahan tak akan pernah tercapai. Artinya, selama bangsa Indonesia tak mampu memenuhi kedua syarat tersebut, maka ia tak akan pernah mencapai sesuatu apa yang di cita-citakannya. Untuk memenuhi syarat subjektif, pendidikan merupakan instrumen yang tepat, karena ia berhubungan dengan agenda pembangunan kesadaran manusia. Ia merupakan agen internalisasi nilai-nilai, yang nantinya akan membentuk watak dan mental.

Pendidikan dalam hal ini, haruslah mampu mengikis mental yang rendah diri, pasrah dan sikap ‘asal bapak senang’ untuk mencapai masyarakat yang adil dan egaliter. Karena tak dapat dipungkiri, pendidikan kita saat ini masih bercorak konvensional, yang hanya membentuk siswa menjadi pasif, tunduk, dan jauh dari keberanian berpikir kritis. Pendidikan yang demikian hanyalah memperkokoh penindasan manusia atas manusia, menguntungkan penguasa yang hendak mempertahankan kekuasaannya. Sehingga, pendidikan bukannya menjadi wadah pembebasan melainkan hanyalah penghambat perubahan dan kemajuan. Pendidikan kita yang demikian, telah membiasakan masyarakat kita hanya menerima saja patokan-patokan dari atas, sehingga masyarakat kita terbiasa hanya menunggu perintah dan penurut tanpa inisiatif dan koreksi kritis. Hal ini membuat bangsa kita sulit bersaing sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia internasional.

Pendidikan sebagai agenda revolusi mental, haruslah mampu membebaskan siswa dari belenggu yang
menghambat dirinya untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Artinya, pendidikan haruslah mampu menciptakan insan-insan manusia yang berjiwa merdeka. Pendidikan yang mampu menghancurkan mentalitas terjajah yang rendah diri, menjadi mentalitas yang berani berdiri di atas kakinya sendiri. Mengubah mentalitas penurut menjadi spirit Cogito Ergo Sum (Aku berfikir maka Aku Ada). Pendidikan yang mendidik siswanya untuk berani berfikir kritis, tidak hanya ‘membebek’ dan menjadi individu-individu yang progresif. Dengan itu, pendidikan merupakan ‘katalisator’ yang mempercepat perubahan ke arah yang lebih baik, yang mampu menghancurkan mentalitas yang menghambat perubahan dan kemajuan .

Namun, ketidak-merataan pendidikan saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi kaum intelektual (baca:Mahasiswa), dimana sebagai kaum muda yang memiliki kesempatan untuk menikmati buah pendidikan yang lebih tinggi harus mampu menjawab serta mewujudkan pendidikan yang pada 'hakikatnya' harus bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang kelas ekonominya. Oleh karena itu dalam menjawab tantangan tersebut, UKM Penalaran dan Kreativitas sebagai wadah kegiatan mahasiswa UPN "Veteran" Jawa Timur, menghimbau dan menyerukan kembali semangat mahasiswa dalam mengimplementasikan disiplin ilmunya sebagai wujud nyata dalam hal Pengabdian Masyarakat, melalui "Gerakan UPN Mengajar" dengan tema: Mewujudkan Esensi Mahasiswa Dengan Mendidik Tunas Bangsa Demi Pemerataan Pendidikan. 

Open Recruitmen volunteer muda "Gerakan UPN Mengajar" akan dilaksanakan pada:

Hari: Senin-Jumat
Tanggal: 12-16 Desember 2016

Dengan cara: 
1. Mengisi Formulir pendaftaran offline dengan menghubungi Contact Person, atau secara online melalui link berikut: https://goo.gl/forms/XHfkcy6BYzR2mBaD2
2. Mengumpulkan fotocopy KTM (2 lembar) dan cetak KHS (bagi mahasiswa 2016, cetak KRS) dengan menghubungi Contact Person
3. Melampirkan surat persetujuan/ijin dari orang tua

Fasilitas dan keuntungan mengikuti Volunteer Muda "Gerakan UPN Mengajar 2016, yaitu:
1. Menunjukkan konsistensi, eksistensi, dan esensi mahasiswa aktif UPN "Veteran" Jawa Timur sebagai Kampus Bela Negara kepada Masyarakat Luas
2. Mengaplikasikan Konsep Bela Negara dengan berlandaskan di Bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi pada point ke 3 yaitu Pengabdian Masyarakat dalam Bidang Pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Mendapatkan pelatihan dan pembekalan sebelum menjadi Volunteer Muda "Gerakan UPN Mengajar" 2016
4. Mendapatkan ilmu soft skill baik dalam bidang sosial maupun menambah wawasan secara luas
5. Berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan juga ikut mengabdi, berbakti untuk membangun negeri kedepan agar semakin baik
6. Mendapatkan sertifikat untuk menambah point dalam skpm guna dapat memenuhi syarat untuk mengikuti pkl
7. Menjadi bagian dari Keluarga Mahasiswa UPN "Veteran" Jawa Timur yang peduli

Come Join Us!!!




Fb: UKM Penalaran dan Kreativitas
Twitter: @UKMPdanK
Ig: @ukmpdank_upnjatim
Email: penalarankreativitas.upnjatim@gmail.com